(Oleh: Bastian Agrinitus, Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta)
Kelapa Sawit merupakan tumbuhan yang sering digunakan oleh usaha pertanian komersial dalam pembuatan minyak sawit. Hal ini dilatarbelakangi dengan tantangan global yang semakin kuat sejak Indonesia menjadi produsen utama kelapa sawit dunia pada tahun 2006. Tentu dalam proses pengembangan dan juga pemanfaatan kelapa sawit ini, memiliki banyak tantangan maupun stigma-stigma yang beredar di masyarakat. Diantaranya seperti: munculnya kampanye negatif yang mengaitkan kelapa sawit menjadi alasan perubahan iklim, kerusakan hutan, merusak lahan gambut, dan menyerap banyak air.
Hal-hal tersebut muncul karena pada realitasnya, masih banyak sekali perusahaan-perusahaan yang kurang memperhatikan penggunaan lahan yang efektif, pembuangan limbah sawit yang tidak memadai sehingga cenderung membuat pencemaran lingkungan serta kurangnya sinergi antara perusahaan dan masyarakat setempat. Inilah yang membuat masyarakat di daerah yang berada dekat dengan kawasan lahan sawit sering kali memberikan kritik tajam atas perilaku oknum tidak bertanggungjawab dari beberapa pihak perusahaan dalam pengelolaannya.
Banyak berita memuat tentang perusahaan-perusahaan ilegal yang sampai saat ini masih beroperasi. Perusahaan-perusahaan ilegal inilah yang banyak sekali mendapatkan kritikan dari masyarakat setempat karena tak jarang tindakan-tindakan yang dilakukan dapat merusak lingkungan, contohnya seperti penggunaan pupuk kimia dan deforestasi besar-besaran. Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dilakukan dapat menyebabkan pencemaran serta perusakan tanah akibat zat kimia yang terdapat dalam pupuk.
Selain itu, deforestasi berskala besar dapat menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies yang terancam punah seperti orang utan dan harimau Sumatera. Walau perkebunan sawit ini dapat dibudidayakan secara luas untuk menggantikan hutan, namun perkebunan sawit ini hanya mampu mendukung sekitar seperlima dari jumlah spesies hewan yang hidup di hutan hujan tropis.
Tentunya permasalahan yang hadir dalam industri kelapa sawit bukanlah tanpa solusi. Jika perusahaan dan pemerintah melakukan evaluasi mengenai pengelolaan lahan sawit yang lebih bertanggung jawab, maka dampak negatif yang sering dikaitkan dengan kelapa sawit dapat diminimalisir. Salah satu langkah pentingnya adalah penerapan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Prinsip ini mencakup praktik pertanian yang ramah lingkungan, efisiensi penggunaan lahan, serta pengelolaan limbah yang tepat guna mengurangi pencemaran lingkungan.
Pemerintah dan pihak terkait harus lebih tegas dalam menindak perusahaan ilegal yang tidak mematuhi regulasi lingkungan. Penerapan sistem sertifikasi seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) menjadi sangat penting untuk memastikan perusahaan menjalankan operasinya sesuai standar keberlanjutan. Dengan adanya sertifikasi ini, perusahaan akan lebih terdorong untuk menerapkan sistem produksi yang lebih bertanggung jawab dan tidak sekadar mengejar keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Dari sisi sosial, perusahaan juga perlu membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat sekitar. Program pemberdayaan masyarakat mengenai kelapa sawit ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi konflik antara perusahaan dan penduduk setempat. Misalnya, melalui program pelatihan dan pemberian modal bagi petani kecil agar mereka dapat mengelola perkebunan kelapa sawit secara mandiri dengan metode yang lebih ramah lingkungan.
Kelapa sawit merupakan komoditas penting bagi perekonomian Indonesia, tetapi tantangan dalam pengelolaannya tidak dapat diabaikan. Kampanye negatif terhadap industri ini muncul akibat praktik buruk yang masih dilakukan oleh sejumlah perusahaan yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, solusi harus berfokus pada perbaikan tata kelola industri, penegakan hukum terhadap perusahaan ilegal, dan peningkatan sinergi antara perusahaan dengan masyarakat. Dengan penerapan prinsip keberlanjutan dan regulasi yang lebih ketat, industri kelapa sawit dapat berkembang tanpa merusak lingkungan dan tetap memberikan manfaat ekonomi bagi negara serta masyarakat.