Permulaan tahun 1900-an, Beberapa tokoh Ulama Minangkabau mulai menyuarakan perubahan pada sistem keagamaan di negerinya. Gerakan ini dimotori oleh murid-murid dari Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi yang bermukim di Makkah. Beberapa tokoh seperti Syeikh Muhammad Jamil Jambek, Haji Abdul Karim Amarullah (Haji rasul), Haji Muhammad Thaib Umar, dan Haji Abdullah Ahmad adalah tokoh-tokoh yang mula melakukan gerakan pembaharuan ini.
Para ulama yang belakangan dilabeli sebagai kaum muda ini membawa pembaharuan dalam dakwahnya. Mereka menekankan pada pemurnian ajaran Islam dengan mengajak masyarakat untuk kembali merujuk pada dalil yang jelas dalam al Quran dan Hadist, serta membuka pintu ijtihad dan mengecam sikap taqlid buta pada sosok ulama tertentu atau satu mahzab saja.