(Oleh: Moehammad.F)
Sorak serai penuh hormat, dalam tangkai berumah adat.
Sejak buai ditaman adab, agar kelak jadi orang pandai.
Pandai bertokoh elok laku, bertutur sopan abdi dahulu.
Pikir maju rumah nan satu, sajak pituah bundo lagu.
Bernagari yang satu, adat laku pedoman tuanku nan jadi pemangku jabatan satu.
Mengiris suara dari pemilu, beda zaman dari satu batu.
Anak keponakan sudah rusak dahulu, terkikisnya pedoman para pahlawan perang dari satu ke satu, hanya musuh yang dituju, agar menang generasi senang. Bukan malah bercandu dalam tiktok berlagu, berlenggak ibarat ombak merusak karang-karang pendahulu.
Tidak ada harapan generasi satu abad emas dari masa ku. Semuanya penuh nafsu, birahi sudah kangkangi jaman maju. Beranak pinak sembarang tempat, hinaan pada pahlawan ku. Mati muda oleh narkoba, menyesal tindak pilih dengan paku, usung suara menang pemilu.
Lanjut periode dua gubernur ku, berpeci hitam elok laku. Isu daerah sudah tutup pintu.
Semboyan tinggal bacaan demokrasiku.