Isu Ketidaksetaraan, Tantangan Terbesar bagi Perempuan

(Oleh : Nabilla Febriana, Mahasiswi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta)

 

Diskriminasi gender masih menjadi permasalahan yang mengakar di lingkungan masyarakat Indonesia, khususnya perempuan. Hal ini tentunya membatasi seseorang untuk memiliki suatu hak tertentu. Kementerian PPPA atau Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengungkapkan dalam Rapat Kerja Nasional tahun 2024 bahwa perempuan di parlemen Indonesia hanya mencapai 21,9% untuk DPR RI sementara rata-rata global perempuan di parlemen telah mencapai 26%. Perbedaan ini menunjukkan bahwa stereotip antar gender masih kuat.

Diskriminasi antar gender, menjadikan perempuan dalam posisi yang lemah dan mendapatkan kesenjangan dari berbagai aspek. Banyak perempuan yang dikabarkan mengalami kesenjangan dari segi gaji dan posisi dalam bekerja, kurangnya akses pendidikan, kekerasan dan pelecehan seksual dan masih banyak lagi. Lalu apa yang menjadi penyebab ketidaksetaraan tersebut?

Faktor utama yaitu budaya patriarki yang kuat, yang menganggap bahwa posisi perempuan jauh di bawah lelaki, sehingga perempuan terbatas dalam melakukan hobi atau suatu kesibukan lainnya. Budaya ini mengenalkan perempuan hanya berkutat dalam urusan dapur dan rumah tangga, melayani kepala keluarga dan memiliki keturunan. Diluar hal itu, kesempatan perempuan masih sangat kecil untuk mengeksplor jati dirinya.

Faktor lainnya yaitu kesenjangan kerja yang membatasi perempuan untuk memiliki posisi yang setara dengan laki-laki. Selain kesenjangan posisi, pemberlakuan cuti, gaji maupun usia pensiun tentunya berbeda dengan laki-laki sehingga perempuan tidak merasakan manfaat yang sama, meskipun mereka bekerja dalam lembaga yang sama. Hal lainnya yang di rasakan oleh perempuan yaitu maraknya pelecehan seksual, kekerasan seksual yang mengancam kesehatan mental serta jiwa perempuan tersebut. Akibatnya, banyak perempuan yang mengalami trauma hingga terancam putus pendidikan.

Hal seperti ini tentu tidak bisa dibiarkan agar ancaman terhadap perempuan tidak semakin marak dan meluas. Solusi yang bisa mengatasi diskriminasi gender, yaitu menanamkan nilai kesetaraan, memenuhi hak ketenagakerjaan, mengadakan konseling serta melindungi perempuan dari pelecehan seperti mengadakan sebuah kanal pengaduan untuk melaporkan kasus pelecehan dalam sebuah lembaga atau institusi. Pengembangan pola pikir masyarakat tentunya menjadi pondasi utama dalam mencegah ketidaksetaraan gender di masyarakat.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *